2012/08/08

Sebuah Kisah Tentang Tiram


 Di dasar laut yang dalam itu, terdapat beberapa tiram, akulah salah satunya. Sesekali aku harus membuka diriku karena aku tidak mungkin terus menerus menutup diriku. Namun setiap kali aku membuka diriku, butiran-butiran pasir yang terbawa ombak laut ikut masuk ke dalam tubuhku.
           Pasir-pasir itu cukup besar bagiku, mengenai daging dalam tubuhku dan itu sangat menyakitkan! Namun aku tidak mempunyai tangan untuk mengeluarkan pasir itu dari dalam tubuhku… Satu-satunya hal yang bisa aku lakukan adalah mengeluarkan sebuah cairan dari dalam tubuhkan, yang seringkali disebut nacre.
           Cairan itu membantu membalut pasir-pasir yang masuk ke dalam dagingku dan itu membuatnya menjadi tidak terlalu sakit lagi. Tetapi aku tetap harus membuka diriku sesekali. Akhirnya, aku mencoba membuka diriku lagi. Tidak! Pasir yang lain kembali masuk ke dalam tubuhku dan mulai menyakitiku lagi… Sekali lagi, tubuhku mengeluarkan cairan nacre dan membalut pasir yang baru masuk kembali ini.
           Aku sangat takut untuk membuka diriku lagi… Aku takut kalau sampai ada pasir lagi yang masuk ke dalam tubuhku sebab itu sangat menyakitkan! Aku berkata kepada Ayahku yang berada di sampingku saat itu.
           “Ayah, setiap kali aku mencoba membuka diriku, pasir selalu masuk ke dalam tubuhku dan menyakitiku. Rasanya aku sangat takut untuk membuka diriku lagi. Bolehkah aku pindah dari laut yang ini dan pindah ke laut yang lain?” aku bertanya kepada Ayahku.
           Ayahku tersenyum dan berkata, “Nak, meskipun kamu berpindah ke laut yang lain, akan selalu ada pasir-pasir disana.”
           “Kalau begitu, bisakah selamanya aku hidup tanpa perlu membuka diriku lagi?” aku bertanya lagi kepada Ayahku.
           “Nak, jika kamu tidak ingin membuka dirimu lagi, kamu sesungguhnya bisa melakukannya. Tetapi tahukah kamu, tujuan hidup sebuah tiram? Ia akan melahirkan mutiara-mutiara yang indah, tetapi itu hanya bisa terjadi ketika pasir-pasir itu masuk ke dalam tubuhmu dan dibalut oleh nacre.” Ayahku menjawab lagi.
           Aku masih bersikeras, “Tetapi menyakitkan, Ayah, ketika pasir itu masuk ke dalam tubuhku…”
           “Memang menyakitkan, Nak. Tetapi hanya dengan cara itulah mutiara itu dapat terbentuk. Kamu bisa memilih untuk nyaman dengan tidak membuka dirimu sama sekali, dan tidak akan ada pasir yang menyakitimu. Namun saat kamu memilih untuk menutup dirimu, fungsimu sebagai tiram tidak akan maksimal… Sebab kamu diciptakan untuk menghasilkan mutiara-mutiara yang indah, tidak hanya menjadi seonggok karang yang terlihat kuat namun menjadi ‘mati’.” Ayah menjawabku dengan kata-kata yang begitu lembut.
           Aku tertegun sejenak dan pada akhirnya aku berkata, “Adakah jaminan bahwa mutiara itu akan benar-benar terbentuk menjadi indah di dalam diriku?”
           Ayah tersenyum, “Ya Nak, asalkan kamu membiarkan pasir itu masuk dan terus dibalut oleh nacre dan menjadikannya mutiara yang indah.”
           Pada akhirnya, aku menerima bahwa akan ada saatnya pasir-pasir itu masuk dan menyakitiku… Meski awalnya menyakitkan, aku tahu nacre akan selalu keluar dari tubuhku dan akan membalut kesakitan itu, hingga akhirnya akan membentuk mutiara yang indah. Dan tujuanku hidup akan tercapai dengan lahirnya mutiara-mutiara yang indah itu.


Women of God, demikianlah hidup kita…

Pasir-pasir yang masuk ke dalam tubuh tiram ini bisa berarti banyak hal. Bisa berarti orang-orang yang dengan atau tanpa sengaja menyakiti kita, masalah-masalah yang harus kita hadapi, masa lalu dan pengalaman-pengalaman buruk yang kita alami, mimpi-mimpi yang sempat kandas, dan lain-lain.

Apakah bedanya tiram yang masih hidup dan tiram yang sudah mati? Tiram yang mati akan diam saja ketika pasir-pasir memasuki tubuhnya dan akhirnya pasir itu hanya menjadi tumpukan pasir. Namun ketika tiram yang hidup itu kemasukan pasir, ia akan mulai mengeluarkan zat nacre dari dalam dirinya. Apa sajakah zat nacre itu?

Zat nacre itu bisa berupa banyak hal. Namun, ketika aku membuat tulisan ini, ada 3 hal yang muncul; iman yang semakin teguh di dalam Tuhan, pengharapan akan janji-janji Tuhan bagi hidup kita, hingga memunculkan kasih yang besar kepadaNya, sebab kita tahu, apapun keadaan kita, Tuhan tetap-lah Allah yang begitu baik dalam kita.

Imanlah yang membuat kita semakin kuat dan teguh menanti-nantikan Tuhan di dalam segala hal yang kita hadapi (Yak 1:2-3) sebab kita tahu, Dia tidak akan pernah meninggalkan kita. Pada akhirnya, ketekunan yang timbul oleh iman inilah yang akan menghasilkan pengharapan, dan pengharapan tidak mengecewakan. (Rm 5:1-5). Dan pada akhirnya, akan memunculkan kasih yang lebih dalam lagi kepada Tuhan, sebab kasih yang terbesar di antara ketiganya (1 Kor 13:13). Di saat iman dan pengharapan kita seperti tidak membuahkan hasil, pengertian bahwa Tuhan mengasihi kita dan kasih kita kepada Tuhan yang akan membuat kita tetap bertahan dan percaya, bahwa iman dan pengharapan kita kepadaNya tidak akan mengecewakan.

Dan apakah mutiara-mutiara yang akan dihasilkan itu? Mutiara itu bisa berupa karakter yang diubahkan, destiny yang kita capai, panggilan-panggilan dalam hidup kita, dan lain-lain. Membentuk karakter dan dimurnikan bukanlah hal yang mudah, ada kalanya itu membutuhkan proses yang ‘memaksa’ kita sehingga kita pun terbentuk. Seperti sebuah kayu yang sedang diasah dengan amplas, mungkin menyakitkan, tetapi akan menjadikannya halus. Seperti sebuah emas yang dibakar, mungkin menyakitkan dan panas, tetapi akan menjadikannya murni.

Setiap kita memiliki masa lalu yang berbeda-beda. Ada kalanya masa lalu itu begitu menyakitkan dan membuat kita takut. Namun apakah itu akan membuat kita selamanya menutup diri kita?

Seperti apapun masa lalumu, apa yang pernah kamu lalui, apa yang saat ini kamu sedang hadapi, meski itu adalah pasir-pasir yang menyakitkan bagimu, percayalah bahwa pasir-pasir yang akan terbungkus oleh nacre itu akan menghasilkan serangkaian mutiara yang indah dalam hidupmu. Rise up and live your life to the fullest, menghasilkan rangkaian mutiara-mutiara yang indah. Tetaplah percaya dan jangan takut menghadapi setiap proses itu.
GBU all… ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar