Tampilkan postingan dengan label Lady in Waiting. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lady in Waiting. Tampilkan semua postingan

2012/10/10

A Sweeter Song

Aku teringat sebuah bagian yang aku baca dari buku "When God Writes Your Love Story - Eric & Leslie Ludy". Di Bab 2 buku ini, Eric Ludy menceritakan salah satu pengalamannya melalui sebuah legenda.
-------------------------------------------------------------
  A Sweet Song Beckons
   Based on Homer's Odyssey)

  Captain Ulysses nampang sebagai seorang figur yang sangat kuat ketika ia berdiri di atas dek kapalnya yang besar. Pancaran sinar matahari sore memantul ketika ia mengemudikan kapalnya dengan penuh keanggunan dan martabat, terlihat begitu hebat!
"Luruskan laju kapal!" teriak Ulysses, memberikan perintah.
Setelah ia memberikan perintah, sang Kapten mengalihkan pandangannya ke sebuah daratan ang terlihat. Entah apakah itu bunyi dari burung camar ataukah bunyi ombak yang mengalihkan konsentrasi Ulysses dari apa yang dihadapi. Aroma petualangan terasa dan tepat seperti yang Ulysses sukai. Namun tiba-tiba suara ketakutan terdengar, mengalihkan perhatiannya.
"Kapten!"
Pemimpin itu langsung mengalihkan pandangannya dan menemukan sang Pelaut yang ketakutan, ia melihat matanya dipenuhi oleh keraguan bercampur ketakutan.
"Kapten!" Pelaut itu berteriak kembali, seluruh wajahnya dipenuhi ketakutan yang teramat sangat.
"Tenanglah!" perintah Ulysses. "Tarik nafas dalam-dalam dan katakan kepadaku ada apa."
Seluruh kru mendengar dan ikut berkumpul untuk mendengarkan pembicaraan yang nampaknya sangat penting itu.
"Uh.. kita... uh.." ia tergagap.
Ulysses mencengkram kerah bajunya, menariknya mendekat, "Ayo katakan. Kalau kau menganggap nyawamu berharga, katakan!"
Drama semakin memuncak ketika salah seorang temannya yang lain mengarahkan telunjuknya dan berkata, "Ada Siren, Pak!"
Wajah Ulysses seketika menegang dan ia menghela napas. Putri Duyung Sirens ada di depan mereka, siap untuk menyanyi dengan suara merdu mereka yang sangat memikat dan mampu menyihir para pelaut untuk mengubah haluan mereka mendekati batu-batu yang besar. Suara nyanyian Sirens itu sangatlah manis dan merdu, sangat memikat dan tidak ada pria normal yang dapat menolak godaan itu. Ulysses harus bertindak cepat--ketika akal sehatnya masih ada.
"Iblis-iblis itu tidak akan bisa mendapatkan kita!" ia berteriak kepada Kru nya yang sudah ketakutan. "Benar sekali! Alunan yang memabukkan itu tidak akan mempengaruhi kita. Tidak akan ada kehancuran kapal bagi kapal kita!"
Namun sekalipun Ulysses telah berusaha mengontrol suara yang begitu mempesona itu, ia merasakan akal sehatnya semakin memudar. Ia mulai tertarik untuk mendengarkan meski hanya sedikit saja alunan suara Sirens yang begitu legendaris itu.
Mungkin kita bisa berputar sedikit dari bebatuan itu, otaknya mulai beralasan. Lalu ia memarahi dirinya sendiri, TIDAK! Alunan musik Sirens telah melakukan hal ini kepada semua Kapten yang lewat. Mereka semua berpikir bahwa mereka dapat mengendalikannya, tetapi pada akhirnya mereka kehilangan akal sehat mereka dan mengikuti suara yang indah itu sampai akhirnya mereka mati menabrak bebatuan, sementara monster-monster itu mengejek mereka dari atas. TIDAK!
Ulysses langsung lari ke bawah supaya semua Kru nya dapat mendengar.
"Kita semua hanyalah pria biasa, tidak akan mampu mengontrol dan menghindari alunan suara Sirens yang begitu menjanjikan kita dengan cinta yang manis. Mereka telah menghancurkan setiap kapal sebelum kita dengan nyanyian mereka, dan setiap kali kapal-kapal itu selalu akan hancur menabrak batu besar tempat dimana Sirens itu duduk. Tapi tidak kali ini, teman-teman. Kita tidak akan jatuh dalam buaian godaan mereka, bahkan, kita tidak akan membiarkan diri kita untuk digoda!"
"Aku mau setiap Pelaut mengambil lilin tawon lebah ini dan mengenakannya pada telinga kalian sehingga kalian tidak bisa mendengar apapun. Dan ikat aku di tiang kapal!"
Semua Kru saling memandang dalam kebingungan.
"Kalian dengar perintahku?" ia berteriak kembali. "Ikat aku di tiang kapal! Ikat aku kuat-kuat!"
Matahari semakin menyengat ketika semua Kru buru-buru melakukan perintah Ulysses. Dan tidak lama kemudian setelah mereka selesai memakaikan lilin tawon lebah ke telinga mereka, nyanyian lagu-lagu indah, penuh cinta ang memikat dari Sirens terdengar di udara. Nyanyian Sirens, dalam segala gairah dan keajaibannya, seperti menyambut kapal yang lewat seperti api yang hangat menyambut tangan yang dingin di musim salju yang dingin.
Semua Kru tidak tahu, kecuali Ulysses yang ketika terikat di tiang kapal, telinganya tidak tertutupi oleh lilin tawon lebah. Darah naik ke kepalanya dalam gairah. "Lepaskan aku!" ia berteriak. "Kumohon lepaskan aku! Aku perintahkan kau, lepaskan tali ini! Kumohon, kumohon..."
Namun semua Kru tidak dapat mendengarnya dan telah diperintahkan untuk tidak membaca bibirnya. Nyanyian itu terdengar semakin keras dan semakin indah, dan Ulysses mulai berteriak-teriak seperti orang gila supaya ada seseorang yang dapat mendengar perintahnya dan mengendalikan kapal mendekati suara yang indah itu, suara yang penuh dengan gairah itu. Mereka melewati berbagai hewan-hewan laut dan melintasi bebatuan tempat Sirens itu duduk dan akhirnya suara mereka pun tidak lagi terdengar.
Ulysses yang begitu kelelahan, wajahnya benar-benar memerah, akhirnya dilepaskan dari talinya.
"Kenapa?" ia bersuara dengan sisa-sisa kekuatannya, "Kenapa sepertinya hal yang paling aku inginkan dalam hidup ini membawaku kepada kehancuran? Kenapa aku harus dihindarkan dari sesuatu yang terasa begitu indah? Tiang kapal inilah penyelamatku dari suara yang manis dan menggoda namun mematikan itu!"
-------------------------------------------------------------

Di kisah ini, Eric Ludy menceritakan pengalamannya. Dan inilah pengalamanku.
Menjadi seorang wanita dalam penantian, tidak berarti masa laluku benar-benar sempurna dan tidak ada yang mampu menarik perhatianku. Sesungguhnya, justru ada banyak pria yang dulu begitu menarik perhatianku. Membuatku begitu tertarik untuk melajukan setirku, dari batu yang satu ke batu yang lain. Seakan semua hal itu begitu menarik, begitu indah dan aku terbawa sendiri oleh setiap anganku.

Namun, selama ini, Tuhan-lah yang menjadi "tiang kapal" yang menjaga aku dari melajukan setirku ke arah sana. Bertahun-tahun, aku seperti Ulysses yang terikat di tiang kapal ini, mati-matian berteriak untuk minta dilepaskan dan ingin menghampiri sendiri suara-suara yang terdengar begitu indah itu. 

Hingga satu hari, Ia juga yang membuatku mengerti sebuah nyanyian yang lebih indah. Dan sejak itulah, Ia melonggarkan tali itu bagiku namun Ia tahu, aku memang akan menjaganya dengan Dia. Seperti kisah perbandingan yang ada ini.
-------------------------------------------------------------
The Sweeter Song

Tidak jauh di belakang Ulysses dan Kru nya, datang juga kapal besar lainnya. Semua pelaut di kapal ini juga menyadari betapa berbahayanya suara Sirens dan batu tempat dimana mereka duduk.
"Kapten Orpheus," orang pertama berteriak, "Suara manis dari Sirens ada di depan."
Dengan pengumuman itu, semua Kru bersorak dan Orpheus tersenyum. Di seluruh kapal, semua pelaut mengeluarkan suara yang penuh dengan semangat. Singkatnya, Orpheus memainkan sebuah alat musik. Dan meskipun suara dari Sirens itu begitu indah dan menggoda, namun Orpheus memainkan musik bagi Kru nya, suara yang jauh lebih indah!
-------------------------------------------------------------

Sampai hari ini, aku merasakan bagaimana Ia yang menjagai dan mengontrol laju setirku, meski aku masih belum mengerti akan Ia bawa kemana ini semua. Mungkin aku mengerti, namun aku belum melihat semua gambaran besarnya secara keseluruhan. Masih ada masa-masa yang Ia inginkan untuk aku nantikan.

Ia yang membuatku mengerti, bahwa lebih dari pria manapun, Dia lah Mempelai Surgawi-ku. Lebih dari pria manapun dapat mencintai, memperhatikan, bersikap manis dan menyenangkanku, Dia lah yang paling memahami aku. Dan Dia, Raja-ku yang begitu mencintaiku, tentu tidak akan membiarkan aku bersama dengan seseorang yang sembarangan. Ia tentu akan mempercayakannya kepada seorang pria yang paling tepat, yang berasal dari Dia. :)

Demikianlah setiap anak-anakNya, begitu berharga bagi Dia. Sehingga Ia tidak akan sembarangan membiarkan kita bersama dengan seseorang.
Lebih indah dari yang bisa kita bayangkan :D
Dan ya, Ia akan membuktikan itu! Kamu akan melihatnya, ketika kamu telah bertemu dengan Dia. Seseorang yang jika dibandingkan dengan siapapun di dunia ini, dia lah yang paling cocok, paling pas dengan kamu. Seseorang yang meski tidaklah sempurna, namun dia lah yang bisa mengasah setiap apa yang ada di dalam dirimu menjadi lebih baik.

Dan akhirnya, sebagai penutup...
"Jika kamu memimpikan sesuatu yang begitu manis dan kekal, namun juga lelah terikat, Tuhan sangat menanti-nantikan dirimu untuk naik ke atas Kapal-NYA sehingga IA bisa memainkan musik yang lebih indah bagimu!" ;)

*Inspired from Book WHEN GOD WRITES YOUR LOVE STORY - Eric & Leslie Ludy

"Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia; semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." -1 Kor 2:9

2012/09/10

Releasing You


Releasing you...
It reminds me that God is the initiator
He's the One who started it all
And only Him who can bring it into completion
Perfectly in His time...

Releasing you...
Doesn't mean that I'm give up on you
Doesn't mean that I'm letting go
But it means I realize that
This dreams come from Him

I realize that this is His plan, not mine
And He will be responsible to what He has started
Trust in His plan and wait upon Him...
And that is how my soul found its rest..
In releasing you and trust Him for our future...


2012/08/19

A Garden Locked Up :)



Sang Raja membawa Princess ke kebun bunga tempat mereka biasanya pergi ke sana. Kebun itu adalah hadiah yang dianugrahkan Raja kepadanya, namun kunci itu dipegang oleh Raja atas seijin Princess, yang di usianya yang ke20 memberikan kunci atas kebun itu kepada Raja.

Dulu, saat Princess menyerahkan dan mempercayakan kunci itu kepada Raja, ia melakukan itu atas saran dari Princess tertua, kakaknya tanpa ia mengerti. Saat ia menyerahkan kunci atas kebun itu, kebun itu sudah jelek, tidak terurus, benar-benar seperti bukan kebun, sepertinya hutan saja masih lebih rapi daripada kebun itu. Itu terjadi karena keteledoran Princess yang membiarkan sembarangan orang masuk ke dalamnya, merusak bunga-bunga indah yang Raja telah tanam disana.

Hari ini, satu setengah tahun setelah Putri menyerahkan kunci itu kepada Raja, kebun itu menjadi semakin indah dan terawat. Tempat itu adalah tempat khusus Princess bertemu dengan Raja, hanya berdua, mendiskusikan banyak hal denganNya. Setiap kali berada di sana, Sang Raja membawa Princess untuk menari bersamaNya, terkadang Princess bersender di pundak Raja ketika ia sedang begitu lelah dengan segala hal.

Saat mereka duduk, Sang Raja menunjukkan kepada Princess beberapa lubang besar berjeruji dari tembok-tembok besar yang mengelilingi taman. Di sana, ada beberapa orang yang mengintip, hendak melihat ke dalam dan bahkan mencari cara untuk masuk ke dalam kebun.

Raja berkata, "Princess, seringkali kamu berusaha untuk menghalau mereka dengan kekuatanmu sendiri, namun sebenarnya kamu tidak akan mampu."

Princess teringat, betapa seringnya ia, dengan sok jagoan dan sok kuatnya, beridiri di depan gerbang dan mencoba menghalau mereka yang mengintip. Namun ujung-ujungnya malah ia yang merengek kepada Raja untuk memberikan kunci dan membiarkan mereka masuk. Memang ada kalanya Raja membawa seseorang masuk ke kebun itu untuk membentuk suatu bagian dari kebun itu, namun seringkali Princess yang tidak mengerti mencoba menahan orang itu dan pada akhirnya saat orang itu harus pergi, ia menjadi kecewa.

Ada kalanya, Princess mencuri-curi ambil kunci itu dan membiarkan seseorang masuk ke dalamnya, dan ternyata orang itu malah mengacaukan taman dan membuat bagian taman itu rusak. Namun setiap kali taman itu dirusak, dengan penuh kesabaran Raja memperbaiki bagian yang rusak itu, bahkan membuatnya menjadi jauh lebih indah daripada sebelumnya.

"Princess, tahukah engkau mengapa selama ini begitu sulit bagimu untuk menjaga kebun ini?" tanya Raja dengan lembut. Princess memandangNya dan menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. "Karena selama ini, engkau hanya berani berdiri di tengah-tengah, diam disana. Saat engkau diam, matamu iseng memandang sekelilingmu dan mulai bingung."

Raja menepuk kepala Princess, "Aku menganugrahkan kepadamu kemampuan untuk mengikutiKu kemana Aku mau melangkah." lalu Raja mengulurkan tongkat otoritasnya dan Princess menyentuh tongkat itu sebagai tanda sepakat.

"Berdirilah di belakangKu, meski mungkin pandanganmu terhalang dan menjadi tidak jelas apa yang ada di depanmu. Nanti, Aku yang akan menentukan, Aku yang akan bicara dengan orang-orang di luar sana satu per satu, hingga tiba saatnya seseorang yang tepat, yang mengerti bagaimana menghargai kebun ini dan mampu merawatnya bersamamu tiba. Pada saat itulah Aku akan bergeser dan pandanganmu akan terbuka untuk melihat siapakah ia yang Aku pilih dan persiapkan bagimu." kata Raja.

"Dan apakah bagianmu? Bagianmu adalah melangkahlah dan ikuti Aku kemanapun Aku pergi. Dan menceritakan pada setiap mereka yang ada di luar sana, apa yang Aku katakan tentang kebun ini dan minta mereka sendiri yang datang langsung kepadaKu." Raja melanjutkan.

Saat itu Princess tertegun, ia hanya dapat diam namun hatinya benar-benar mengerti, rencana seperti apa yang sedang Raja siapkan baginya. :)

-------------------------------------------------------------------------

"You are a garden locked up, my sister, my bride; you are a spring enclosed, a sealed fountain" -Song of Songs 4:12

"A woman's heart should be so hidden in God, that a man has to seek Him just to find her" -Max Lucado

Jbu all precious women


I made this on August 01st 2011