2012/10/23

Six Pillars of Characters


Ada sebuah buku tentang bisnis yang sedang kubaca saat ini (baru mulai baca sih...)
Judulnya : Branding with Character
Hope it will bless you ;)

Ketika aku membaca buku ini, aku kembali teringat akan Bible Study yang aku ikuti bersama teman-temanku sesama mahasiswa Business School di UPH, dengan KaJur (Kepala Jurusan) sekaligus Dekan kami, Dr. Kim Sung Suk, yang selama ini banyak menuntun kami dalam Bible Study ini.

Dan aku selalu teringat, ketika Beliau mengingatkan kami tentang integritas. Katanya, "Orang-orang yang korupsi itu bukannya cita-cita awal mereka, kalau setelah lulus pendidikan tinggi mereka, mereka ingin menjadi orang yang melakukan korupsi dengan hebat. Oleh sebab itu, integritas dibutuhkan dalam dunia bisnis." :)

Mungkin dalam dunia bisnis, tidak sampai melakukan korupsi. Namun, mampukah kita hidup dalam takut akan Tuhan ketika kita menjalankan bisnis kita, bahkan untuk hal-hal yang kecil sekalipun?

Aku mungkin masih sangat muda, baru aja lulus kuliah Mei 2012 ini... :) Tapi aku selalu ingat, sebagai anak-anak Tuhan yang bergerak di bidang bisnis, kita adalah Pengelola Harta Kerajaan Allah. Mengerti prinsip hidup sebagai pengelola inilah yang memberiku motivasi untuk menjadi berkat dan teladan di dunia bisnis, saat ini maupun nanti. ;)

Dan saat membaca ini, mungkin aku tidak terlalu tahu latar belakang penulis buku ini, tetapi aku bersyukur menemukan buku ini.

Sebagai pembuka buku ini, Pak Hermawan Kartajaya menuliskan :
"Di era seperti ini, karakterlah yang menjadi pembeda sekaligus kunci keberhasilan para pelaku usaha. Prinsip-prinsip keberhasilan bisnis pun tak lagi sama. Itu pula yang terjadi di dunia pemasaran, Marketing tak lagi bicara tentang hal-hal yang rasional (marketing 1.0) dan emosional (marketing 2.0) semata, inilah era baru di saat marketing menemukan sisi "spiritualitasnya" (marketing 3.0)."

Juga mengakhirinya dengan menuliskan :
"Dunia bisnis di masa depan bisa menjadi sebuah tempat di mana kita bisa saling berbagi keteledanan."

 Dan dari membaca bagian awal buku inilah, aku terinspirasa dan ingin membagikan kembali apa yang dituliskan di buku ini. ;)

________________________________________________________
Josephine Institue of Ethics mengembangkan 6 Pillars of Character. Ada 6 karakter utama yang harus kita miliki, yang tidak hanya penting dalam konteks kehidupan sosial, namun juga bisnis.

1. Trustworthiness
Trustworthiness dikatakan sebagai elemen dasar dari ethics. Maka sebelum memperdalam pilar-pilar lain, seorang anak harus solid terlebih dahulu dalam hal tersebut. Trustworthiness digambarkan dengan warna biru, yang menggambarkan laut atau samudera yang sangat dalam. Integritas seseorang itu harus sedalam samudera dan setinggi langin nan tidak terbatas.

P.S Saat membaca ini, aku teringat akan sebuah visi yang dimiliki oleh Komsel tempat aku bertumbuh selama masa kuliah-ku, J.CO (Jesus Community), yaitu "Menjadi dan melahirkan para pemimpin yang takut akan Tuhan dan tidak kompromi terhadap apapun". Tidak mudah hidup dalam visi itu... Namun dari sinilah aku teringat kembali akan visi itu... :)

2. Respect
Hal ini terwujud melalui tindakan seperti memperlakukan orang lain dengan hormat, menoleransi perbedaan dan mengatasi ketidaksepahaman dengan baik. Respect digambarkan dengan warna emas, yang menggambarkan sebuah emas itu memiliki nilai yang sangat tinggi, demikianlah respect.

P.S Saat membaca ini, aku teringat akan seseorang. Ia pun masih seumuran denganku, namun kedewasaannya dan caranya menghargai aku sebagai seorang wanita yang membuatku belajar. Dan disitulah, aku memahami, seorang pemimpin akan dihormati bukan karena dia galak atau terlihat berkuasa, namun ketika ia tahu bagaimana memperlakukan bawahannya dengan pantas, akan menimbulkan rasa hormat juga kepada dirinya.

3. Responsibility
Responsible berarti kita mesti melakukan apa yang harus kita lakukan, bertanggung jawab dengan pilihan yang kita ambil dan melaksanakan tugas dengan penuh kesungguhan. Responsibility digambarkan dengan warna hijau, yang mengingatkan akan gerakan go green. Selain itu juga, dianalogikan sebagai Pohon Oak yang kokoh dan solid, dapat diandalkan oleh orang-orang yang berteduh di bawahnya dari terpaan panas dan hujan.

4. Fairness
Fairness berarti keadilan ---bermain sesuai peraturan, menggunakan kesempatan untuk berbagi, memiliki pemikiran terbuka, mau mendengarkan pendapat orang lain secara objektif, serta tidak mudah menyalahkan orang lain tanpa dasar yang kuat. Fairness diwakili oleh warna orange, seperti jeruk yang bisa dipotong dan dibagi secara merata.

5. Caring
Perilaku caring mencakup berbaik hati, peduli pada orang lain, selalu mengekspresikan rasa terima kasih, mau memaafkan orang lain dan berbesar hati, serta bersikap ringan tangan mau membantu orang lain yang membutuhkan. Caring disimbolkan dengan warna merah, seperti hati. Caring inilah yang membuat dunia penuh warna dengan cinta kasih.

6. Citizenship
Dengan kata lain, konsep bagaimana menjadi warga negara yang baik (atau warga institusi yang baik-dalam konteks organisasi). Warna ungu sebagai lambang pilar ini adalah warna yang paling sulit untuk dibuat, namun dikenakan oleh para bangsawan atau royal family. 

Demikianlah ke-6 prinsip itu sebagai pembuka aku share mengenai buku ini.
Biarlah di dalam hidup kita, kita bisa berkata, "Ketika aku bekerja, ketika aku berbisnis, ketika itulah aku sedang menyembah dan melayaniMu, Tuhan..."
Kalau kamu pernah mendengar mengenai 7 gunung atau 7 Prophetic Mountains, yaitu Gunung Agama, Keluarga, Pendidikan, Pemerintahan, Entertainment & Sport, Media dan Bisnis... Setiap kita memiliki bagian masing-masing, sebagai penakluk dari satu atau beberapa gunung ini.
Dan jika salah satu panggilanmu adalah dalam gunung Bisnis, kini saatnya anak-anak Tuhan bangkit, menjadi teladan.

GBU ;)

2012/10/10

A Sweeter Song

Aku teringat sebuah bagian yang aku baca dari buku "When God Writes Your Love Story - Eric & Leslie Ludy". Di Bab 2 buku ini, Eric Ludy menceritakan salah satu pengalamannya melalui sebuah legenda.
-------------------------------------------------------------
  A Sweet Song Beckons
   Based on Homer's Odyssey)

  Captain Ulysses nampang sebagai seorang figur yang sangat kuat ketika ia berdiri di atas dek kapalnya yang besar. Pancaran sinar matahari sore memantul ketika ia mengemudikan kapalnya dengan penuh keanggunan dan martabat, terlihat begitu hebat!
"Luruskan laju kapal!" teriak Ulysses, memberikan perintah.
Setelah ia memberikan perintah, sang Kapten mengalihkan pandangannya ke sebuah daratan ang terlihat. Entah apakah itu bunyi dari burung camar ataukah bunyi ombak yang mengalihkan konsentrasi Ulysses dari apa yang dihadapi. Aroma petualangan terasa dan tepat seperti yang Ulysses sukai. Namun tiba-tiba suara ketakutan terdengar, mengalihkan perhatiannya.
"Kapten!"
Pemimpin itu langsung mengalihkan pandangannya dan menemukan sang Pelaut yang ketakutan, ia melihat matanya dipenuhi oleh keraguan bercampur ketakutan.
"Kapten!" Pelaut itu berteriak kembali, seluruh wajahnya dipenuhi ketakutan yang teramat sangat.
"Tenanglah!" perintah Ulysses. "Tarik nafas dalam-dalam dan katakan kepadaku ada apa."
Seluruh kru mendengar dan ikut berkumpul untuk mendengarkan pembicaraan yang nampaknya sangat penting itu.
"Uh.. kita... uh.." ia tergagap.
Ulysses mencengkram kerah bajunya, menariknya mendekat, "Ayo katakan. Kalau kau menganggap nyawamu berharga, katakan!"
Drama semakin memuncak ketika salah seorang temannya yang lain mengarahkan telunjuknya dan berkata, "Ada Siren, Pak!"
Wajah Ulysses seketika menegang dan ia menghela napas. Putri Duyung Sirens ada di depan mereka, siap untuk menyanyi dengan suara merdu mereka yang sangat memikat dan mampu menyihir para pelaut untuk mengubah haluan mereka mendekati batu-batu yang besar. Suara nyanyian Sirens itu sangatlah manis dan merdu, sangat memikat dan tidak ada pria normal yang dapat menolak godaan itu. Ulysses harus bertindak cepat--ketika akal sehatnya masih ada.
"Iblis-iblis itu tidak akan bisa mendapatkan kita!" ia berteriak kepada Kru nya yang sudah ketakutan. "Benar sekali! Alunan yang memabukkan itu tidak akan mempengaruhi kita. Tidak akan ada kehancuran kapal bagi kapal kita!"
Namun sekalipun Ulysses telah berusaha mengontrol suara yang begitu mempesona itu, ia merasakan akal sehatnya semakin memudar. Ia mulai tertarik untuk mendengarkan meski hanya sedikit saja alunan suara Sirens yang begitu legendaris itu.
Mungkin kita bisa berputar sedikit dari bebatuan itu, otaknya mulai beralasan. Lalu ia memarahi dirinya sendiri, TIDAK! Alunan musik Sirens telah melakukan hal ini kepada semua Kapten yang lewat. Mereka semua berpikir bahwa mereka dapat mengendalikannya, tetapi pada akhirnya mereka kehilangan akal sehat mereka dan mengikuti suara yang indah itu sampai akhirnya mereka mati menabrak bebatuan, sementara monster-monster itu mengejek mereka dari atas. TIDAK!
Ulysses langsung lari ke bawah supaya semua Kru nya dapat mendengar.
"Kita semua hanyalah pria biasa, tidak akan mampu mengontrol dan menghindari alunan suara Sirens yang begitu menjanjikan kita dengan cinta yang manis. Mereka telah menghancurkan setiap kapal sebelum kita dengan nyanyian mereka, dan setiap kali kapal-kapal itu selalu akan hancur menabrak batu besar tempat dimana Sirens itu duduk. Tapi tidak kali ini, teman-teman. Kita tidak akan jatuh dalam buaian godaan mereka, bahkan, kita tidak akan membiarkan diri kita untuk digoda!"
"Aku mau setiap Pelaut mengambil lilin tawon lebah ini dan mengenakannya pada telinga kalian sehingga kalian tidak bisa mendengar apapun. Dan ikat aku di tiang kapal!"
Semua Kru saling memandang dalam kebingungan.
"Kalian dengar perintahku?" ia berteriak kembali. "Ikat aku di tiang kapal! Ikat aku kuat-kuat!"
Matahari semakin menyengat ketika semua Kru buru-buru melakukan perintah Ulysses. Dan tidak lama kemudian setelah mereka selesai memakaikan lilin tawon lebah ke telinga mereka, nyanyian lagu-lagu indah, penuh cinta ang memikat dari Sirens terdengar di udara. Nyanyian Sirens, dalam segala gairah dan keajaibannya, seperti menyambut kapal yang lewat seperti api yang hangat menyambut tangan yang dingin di musim salju yang dingin.
Semua Kru tidak tahu, kecuali Ulysses yang ketika terikat di tiang kapal, telinganya tidak tertutupi oleh lilin tawon lebah. Darah naik ke kepalanya dalam gairah. "Lepaskan aku!" ia berteriak. "Kumohon lepaskan aku! Aku perintahkan kau, lepaskan tali ini! Kumohon, kumohon..."
Namun semua Kru tidak dapat mendengarnya dan telah diperintahkan untuk tidak membaca bibirnya. Nyanyian itu terdengar semakin keras dan semakin indah, dan Ulysses mulai berteriak-teriak seperti orang gila supaya ada seseorang yang dapat mendengar perintahnya dan mengendalikan kapal mendekati suara yang indah itu, suara yang penuh dengan gairah itu. Mereka melewati berbagai hewan-hewan laut dan melintasi bebatuan tempat Sirens itu duduk dan akhirnya suara mereka pun tidak lagi terdengar.
Ulysses yang begitu kelelahan, wajahnya benar-benar memerah, akhirnya dilepaskan dari talinya.
"Kenapa?" ia bersuara dengan sisa-sisa kekuatannya, "Kenapa sepertinya hal yang paling aku inginkan dalam hidup ini membawaku kepada kehancuran? Kenapa aku harus dihindarkan dari sesuatu yang terasa begitu indah? Tiang kapal inilah penyelamatku dari suara yang manis dan menggoda namun mematikan itu!"
-------------------------------------------------------------

Di kisah ini, Eric Ludy menceritakan pengalamannya. Dan inilah pengalamanku.
Menjadi seorang wanita dalam penantian, tidak berarti masa laluku benar-benar sempurna dan tidak ada yang mampu menarik perhatianku. Sesungguhnya, justru ada banyak pria yang dulu begitu menarik perhatianku. Membuatku begitu tertarik untuk melajukan setirku, dari batu yang satu ke batu yang lain. Seakan semua hal itu begitu menarik, begitu indah dan aku terbawa sendiri oleh setiap anganku.

Namun, selama ini, Tuhan-lah yang menjadi "tiang kapal" yang menjaga aku dari melajukan setirku ke arah sana. Bertahun-tahun, aku seperti Ulysses yang terikat di tiang kapal ini, mati-matian berteriak untuk minta dilepaskan dan ingin menghampiri sendiri suara-suara yang terdengar begitu indah itu. 

Hingga satu hari, Ia juga yang membuatku mengerti sebuah nyanyian yang lebih indah. Dan sejak itulah, Ia melonggarkan tali itu bagiku namun Ia tahu, aku memang akan menjaganya dengan Dia. Seperti kisah perbandingan yang ada ini.
-------------------------------------------------------------
The Sweeter Song

Tidak jauh di belakang Ulysses dan Kru nya, datang juga kapal besar lainnya. Semua pelaut di kapal ini juga menyadari betapa berbahayanya suara Sirens dan batu tempat dimana mereka duduk.
"Kapten Orpheus," orang pertama berteriak, "Suara manis dari Sirens ada di depan."
Dengan pengumuman itu, semua Kru bersorak dan Orpheus tersenyum. Di seluruh kapal, semua pelaut mengeluarkan suara yang penuh dengan semangat. Singkatnya, Orpheus memainkan sebuah alat musik. Dan meskipun suara dari Sirens itu begitu indah dan menggoda, namun Orpheus memainkan musik bagi Kru nya, suara yang jauh lebih indah!
-------------------------------------------------------------

Sampai hari ini, aku merasakan bagaimana Ia yang menjagai dan mengontrol laju setirku, meski aku masih belum mengerti akan Ia bawa kemana ini semua. Mungkin aku mengerti, namun aku belum melihat semua gambaran besarnya secara keseluruhan. Masih ada masa-masa yang Ia inginkan untuk aku nantikan.

Ia yang membuatku mengerti, bahwa lebih dari pria manapun, Dia lah Mempelai Surgawi-ku. Lebih dari pria manapun dapat mencintai, memperhatikan, bersikap manis dan menyenangkanku, Dia lah yang paling memahami aku. Dan Dia, Raja-ku yang begitu mencintaiku, tentu tidak akan membiarkan aku bersama dengan seseorang yang sembarangan. Ia tentu akan mempercayakannya kepada seorang pria yang paling tepat, yang berasal dari Dia. :)

Demikianlah setiap anak-anakNya, begitu berharga bagi Dia. Sehingga Ia tidak akan sembarangan membiarkan kita bersama dengan seseorang.
Lebih indah dari yang bisa kita bayangkan :D
Dan ya, Ia akan membuktikan itu! Kamu akan melihatnya, ketika kamu telah bertemu dengan Dia. Seseorang yang jika dibandingkan dengan siapapun di dunia ini, dia lah yang paling cocok, paling pas dengan kamu. Seseorang yang meski tidaklah sempurna, namun dia lah yang bisa mengasah setiap apa yang ada di dalam dirimu menjadi lebih baik.

Dan akhirnya, sebagai penutup...
"Jika kamu memimpikan sesuatu yang begitu manis dan kekal, namun juga lelah terikat, Tuhan sangat menanti-nantikan dirimu untuk naik ke atas Kapal-NYA sehingga IA bisa memainkan musik yang lebih indah bagimu!" ;)

*Inspired from Book WHEN GOD WRITES YOUR LOVE STORY - Eric & Leslie Ludy

"Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia; semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." -1 Kor 2:9

2012/10/06

Woman in Proverb 31 (Part 1)


"A capable, intelligent and virtuous woman-who is he who can find her? She is far more precious than jewel and her value is far above rubies or pearls." -Prov 31:10 AMPLIFIED BIBLE
"Seorang wanita yang cakap, pandai (berpendidikan) dan memiliki karakter ilahi-siapa ia yang dapat menemukannya? Ia jauh lebih berharga daripada batu permata dan nilainya jauh di atas batu delima atau mutiara."


Jika di dalam Alkitab bahasa Indonesia kita menemukan kata "cakap"--dalam versi Amplified Bible, wanita dalam Amsal 31 ini dijelaskan dalam 3 kriteria, yaitu capable, intelligent dan virtuous.

1. Capable
- Having the ability, fitness, or quality necessary to do or achieve a specified thing = memiliki kemampuan atau kualitas yang diperlukan untuk melakukan atau mencapai suatu hal tertentu
- Able to achieve efficiently whatever one has to do; competent = mampu untuk mencapai sesuatu dengan efisien apapun yang dilakukannya, kompeten

Seorang wanita yang mampu mengerjakan segala sesuatu yang menjadi bagiannya dengan baik.

2. Intelligent
Having or showing intelligence, esp. of a high level = memiliki atau menunjukkan intelligence yang tinggi, terutama dalam level yang sulit 
Intelligence memiliki arti "The ability to acquire and apply knowledge and skills = kemampuan untuk menggunakan atau menerapakan pengetahuan dan skill dengan baik"

Seorang wanita yang selain memiliki kemampuan atau skill yang baik, ia juga adalah seorang wanita yang pandai, memiliki pengetahuan yang luas dan berpendidikan.

Namun akhirnya, aku menemukan mengapa "Virtuous" ditulis terakhir, sebagai penjelasan disini. Sebab dari kedua penjelasan lainnya, inilah yang menjadi yang tertinggi dari semuanya--meski "Capable" dan "Intelligent" juga adalah kualitas yang sangat penting.

3. Virtuous
Having or showing high moral standards = memiliki atau menunjukkan standar moral yang tinggi
Kita pasti sering mendengar quotes : "Ability gets you to the top, CHARACTER keeps you there." - Kemampuan yang membawamu naik ke puncak, tetapi KARAKTER yang membuatmu tetap berada disana.

Banyak wanita yang sesungguhnya memiliki kepandaian dan daya ingat yang tinggi, mereka juga mampu melakukan multi-tasking (melakukan beberapa pekerjaan sekaligus), mereka mampu mengembangkan diri mereka sendiri di saat yang bersamaan mereka menjadi penolong bagi pasangan mereka, dan masih banyak kekuatan lain yang dimiliki oleh seorang wanita. Tetapi karakter--yaitu karakter ilahi, sangatlah penting!

Tanpa seorang wanita memiliki karakter ilahi, ia akan menjadi wanita yang sombong, perfeksionis, ambisius, tidak bisa menghargai orang lain, egois, dan lain-lain.

Aku teringat pembicaraanku dengan seorang Kakak, yang melihat sisi lain dari sebuah film "The Black Swan". Film ini menceritakan tentang seorang balerina muda yang sangat ingin membawakan peran utama dalam pertunjukan The Swan Lake, yaitu kisah tentang seorang wanita cantik yang diubah menjadi seekor angsa putih oleh penyihir yang jahat, karena ia jatuh cinta kepada Pangeran. Pada akhirnya, penyihir jahat ini menyamar dan menjadi angsa hitam. 

Dalam pertunjukan ini, seorang balerina diharapkan bisa memerankan Angsa Putih dan Angsa Hitam sekaligus. Dan itu bukanlah pekerjaan yang mudah, sebab Angsa Putih menggambarkan kemurnian, kebaikan, kelembutan dan lain-lain, sedangkan Angsa Hitam menggambarkan kelicikan, kejahatan dan lain-lain. 

Dan pemeran utama dalam film ini berusaha untuk terus mengubah dirinya, yang polos dan lembut, untuk bisa menjadi Angsa Hitam. Ia bermimpi untuk menjadi seorang balerina yang sukses. Namun sayangnya, mimpi itulah yang akhirnya malah menjadi obsesi, dan obsesi berujung pada gangguan jiwa.

Dalam obrolanku dengannya, ia mengingatkan aku, "Seharusnya impian diletakkan di kaki Tuhan." :)

Yap, demikianlah seorang wanita...
Ia boleh menjadi seorang wanita yang hebat dalam sekolah, kuliah, bisnis, karier dan lain-lain
Ia bisa menjadi seorang wanita yang multi-talented dan mampu mengerjakan banyak hal sekaligus
Ia bisa menjadi seorang wanita yang sangat pintar dan mampu membuat segala sesuatunya
Namun, jika ia adalah seorang wanita yang tidak bertumbuh, memiliki karakter Kristus...
Ia tidak hanya akan menghancurkan dirinya sendiri
Yang terburuk adalah ia juga akan menjadi wanita yang dapat mengacaukan segala sesuatunya! Karena ambisinya, keegoisannya, kesombongannya, keangkuhannya, emosionalnya, dan lain-lain...

"Banyak wanita telah berbuat baik, tetapi kau MELEBIHI MEREKA SEMUA.
Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi ISTRI YANG TAKUT AKAN TUHAN DIPUJI-PUJI.
Berilah kepadanya bagian dari hasil tangannya, BIARLAH PERBUATANNYA MEMUJI DIA DI PINTU-PINTU GERBANG." 
--Ams 31:29-31--

Namun ketika "capability" dan "intelligent" diseimbangkan dengan "virtuous", dengan hati yang takut akan Tuhan, ia akan menjadi seorang wanita yang luar biasa! :)

Bahkan dikatakan, "biarlah perbuatannya memuji dia di pintu-pintu gerbang." Di masa itu, tetua-tetua suatu bangsa sering berkumpul di pintu-pintu gerbang, makanya ada tulisan, "suaminya dikenal di pintu gerbang, kalau ia duduk bersama-sama para tua-tua negeri" (Ams 31:23).

Ia bukan hanya menjadikan nama suaminya menjadi baik di mata umum, ia pun akan dipuji-puji dan suaminya akan begitu membanggakannya. Sehingga akan muncullah pujian yang dikeluarkan di kalimat-kalimat selanjutnya dalam ayat ini...




"Who is he who can find her?"
Di dalam hidupku, inilah yang menjadi kerinduanku. Suatu hari, seseorang yang akan menjadi pasanganku akan berkata, "Terima kasih, Tuhan, telah memberikan wanita ini untuk menjadi penolongku." :)





"Isteri yang cakap adalah mahkota suaminya, tetapi yang membuat malu adalah seperti penyakit yang membusukkan tulang suaminya." -Ams 12:4

"Tetapi isteri yang berakal budi adalah karunia Tuhan." -Ams 19:14b



Dan bukan hanya itu, bayangkan jika Tuhan sendiri yang berkata, "Betapa berharga dan luar biasanya PutriKU ini, AKU tidak akan membiarkannya bersama dengan seorang pria yang sembarangan!" 

Wanita dalam Amsal 31 dikatakan sedemikian berharganya. Mari kita lihat seberapa berharganya, sambil belajar bahasa Inggris lagi :P

Precious
Menurut Oxford Dictionaries, Precious diartikan sebagai berikut : 
1. Of great value; not to be wasted or treated carelessly = sesuatu yang memiliki nilai yang sangat besar, bukan untuk disia-siakan atau diperlakukan dengan sembarangan
2. Greatly loved or treasured by someone = sangat dicintai atau dihargai oleh seseorang
Itu berarti ketika seseorang atau sesuatu dikatakan Precious, setinggi dan sebesar itulah nilainya. Dan kita tahu, batu permata itu memiliki harga yang sangatlah mahal.

Value
Menurut Oxford Dictionaries, Value diartikan sebagai :  
1. The regard that something is held to deserve = seberapa tinggikah seseorang itu dianggap layak menerima suatu penghargaan
2. The importance or preciousness of something = seberapa penting atau berharganya seseorang

But it looks like a perfect one, huh? :)
Biarlah didikan Tuhan yang memampukan kita menjadi seorang wanita seperti yang Dia mau, dalam hidup kita.




GBU ;)