2012/09/20

Ulat --> Kupu-Kupu

Ketika Tuhan membawa kita berjalan bersamaNya, saat itulah ada hal-hal yang ajaib yang Ia sediakan bagi kita. Namun seringkali hal-hal ajaib itu tidak akan langsung kita peroleh. Aku selalu mengingat apa yang dikatakan oleh Mentor-ku, bahwa Tuhan sangat menyukai proses. Dia tidak suka yang karbitan atau langsung jadi, sebab itu seringkali tidak mendidik kita.

Demikian juga, pagi ini, di ibadah di gerejaku aku diingatkan hal yang sama. Ketika kita tidak lagi menjadi sekedar Pengikut, tetapi Murid, saat itulah Tuhan melatih diri dan mental kita untuk menjadi seorang murid, yang hatinya berprioritas pada pembentukan, proses, disiplin dan mau belajar. Dan semua proses itu ada untuk membentuk sesuatu dalam diri kita, proses, karakter, dan lain-lain.

Seperti proses ulat menjadi kupu-kupu adalah proses yang tidak sebentar, membutuhkan waktu untuk pada akhirnya seekor ulat yang terlihat menjijikkan, menakutkan dan lain-lain menjadi seekor kupu-kupu yang indah. Demikianlah proses perubahan watak dan karakter seseorang di tangan Tuhan. :)

Untuk tahu secara men-detail dari proses itu, bisa lihat di website ini :)
http://www.berbagaihal.com/2011/11/proses-metamorfosis-ulat-menjadi-kupu.html

Ketika tiba waktunya untuk ulat itu memasuki masa-masa transformasinya, ia sadar dan ia sendiri yang membungkus dirinya menjadi kepompong. Di dalam kepompong itu, ia tidak siap-siap membuat sendiri pintu untuk ia keluar nantinya.

Ini berbicara mengenai menikmati proses itu. Seberapa sering kita ketika sedang diproses Tuhan, otak kita mikirinnya hanya "Kapan semua proses ini akan berhasil?", "Gimana caranya keluar dari proses ini?", "Kenapa proses ini terasa sangat sakit?", dan lain-lain. Padahal sesungguhnya bukan itulah yang menjadi tujuan dari proses kita, bukan apa yang akan kita peroleh, apa hadiahnya---tetapi akan jadi seperti apakah kita ketika semuanya selesai.

Di sebuah link yang aku baca, dikatakan bahwa di dalam kepompong, ulat mulai melepaskan enzim yang akan mencerna hampir semua bagian tubuhnya sendiri. Sehingga, yang tersisa di dalam kepompong hanya berupa semacam cairan yang sangat kaya akan nutrisi yang berguna untuk perkembangan menjadi kupu-kupu.

Ini berbicara ketika kita berada dalam masa-masa proses itu, kita membiarkan semua hal yang menekan kita mengeluarkan yang terbaik dari dalam diri kita~dengan anugrah Tuhan. Membiarkan Allah sendiri yang menghabiskan semua yang ada di dalam diri kita, apapun itu, kesombongan, kedagingan, keinginan-keinginan, nafsu, dan lain-lain. Menghabiskan semuanya hingga hanya ada anugrah dan kasih setiaNya di dalam hidup kita yang membuat kita bisa tetap bertahan menghadapi proses itu.

Hingga pada akhirnya kepompong itu membentuk seekor kupu-kupu di dalamnya, maka akan keluarlah cairan yang membuat ada bagian dalam kepompong itu yang meleleh. Itulah yang membentuk lubang, menjadi pintu di kepompong itu untuk kupu-kupu keluar dari dalamnya. Aku juga membayangkan, cairan ini akan membentuk lubang yang sama besarnya ngga yah di antara kepompong-kepompong lainnya. Kurasa tidak, tetapi tergantung dan itu menentukan seberapa besarnya lubang yang akan tercipta untuk keluarnya kupu-kupu dari kepompong.

Ketika kita memasuki masa proses dalam hidup kita, kita berharap pintu keluar yang tersedia besar atau kecil? Pasti besar... Kan Allah kita Maha Kuasa.. :D Tapi coba kita perhatikan bagian ini.

Kupu-kupu tidak dapat langsung keluar begitu saja. Untuk kupu-kupu ini dapat keluar dari dalamnya. Ia harus mencoba melewati lubang kecil itu, mendorong tubuhnya sedemikian rupa menggunakan sayap-sayapnya sehingga pada akhirnya ia dapat keluar dari sana. Semakin kecil lubang yang ada, dibutuhkan kekuatan yang semakin besar untuk dapat keluar. Dan oleh karena itu, dibutuhkan otot-otot sayap yang semakin kuat. Itu berarti semakin kecil lubangnya, semakin membentuk kekuatan.

Jika pintu keluar itu terasa begitu kecil, terasa begitu sulit untuk menyelesaikan proses kita.. Itu berarti Tuhan hendak membentuk kita untuk sesuatu yang spesial, sesuatu yang ajaib. Kalau begitu, masih mau pintu keluar yang besar? :D

Sebenarnya besar atau kecilnya pintu keluar itu berbeda-beda bagi setiap orang. Satu hal yang pasti.. Pernah tidak, di dalam hidupmu, kamu melewati satu masa ketika kamu tinggal tergeletak dan bahkan sudah tidak mampu berkata-kata lagi. Hanya ada kata-kata, "Tidak kuat lagi, Tuhan..." Pernah tidak? Di dalam hidupku, Tuhan sepertinya senang banget menekanku sedemikian rupa, memepetku sampe rasanya sudah benar-benar di ujung tanduk, namun Dia tidak pernah sampe kelewat batas. 

Tuhan tahu batas kekuatan setiap kita dan Dia menekan kita sedemikian rupa sampe kita benar-benar menyerah di hadapanNya. Ibaratnya, kalau orang berkata, "Aku berlutut di hadapanMu" kita bukan berlutut lagi, tapi "tiarap", "tengkurap", "rebah" di tanah. Bukan karena kita kalah, tetapi karena kita tahu, hanya Dia yang mampu dan kita menyerah di hadapanNya, mengakui bahwa hanya Dia yang mampu.

Nah, terkadang ada masa di hidup kita yang perlu sampai seperti itu. Kalau udah seperti itu, tiba-tiba pertolonganNya turun atas hidup kita. Dan apakah yang terjadi? Jika kita tetap memiliki respon yang benar, kita akan menjadi kupu-kupu yang indah ini. Ada yang terbentuk, ada yang memancar keluar dari hidup kita, ada yang berubah di hidup kita.

Semua karakter buruk, keangkuhan, kesombongan, kedagingan kita telah diubahkan.

Kupu-kupu itu akan jadi seperti apa ya? Apakah 100% berubah? Seperti contohnya, saat jadi ulat berwarna hitam, waktu keluar jadi putih. Apakah seperti itu? Ternyata tidak! :)
Meski ulat itu berwarna hitam, sebenarnya ada garis-garis yang kadang terlihat, kadang tidak, seperti garis berwarna kuning, hijau, oranye, dll. Nah jadi seperti itulah kupu-kupu itu. Tetap ada warna hitamnya, tetapi didominasi oleh warna kuning, hijau, oranye, dll itu.


Bagaikan mutiara yang berasa dari pasir yang terbungkus Nacre di dalam tiram. Di dalam mutiara itu adalah pasir, tetapi telah terbungkus dan menjadi indah. Bagaikan emas yang keluar dari proses tempaan, semua hal yang tidak termasuk dalam emas murni itu dibuang, termasuk perak. Sehingga yang keluar adalah emas yang benar-benar murni.

Demikianlah karakter itu berubah. Bukan berarti karakter lama kita langsung hilang begitu saja. Tetap ada, tetapi kita yang sekarang adalah seseorang yang baru. Karakter dan masa lalu kita yang hitam itu telah ditutupi oleh Anugrah dan kemampuan yang dari Tuhan, sehingga tidak ada lagi diri kita yang lama.

Karakter lama itu sebenarnya tetap ada, tetapi telah dimatikan. Oleh sebab itu, harus aku katakan, kita harus berjaga-jaga senantiasa, harus tetap tinggal di dalam setiap jalan yang Tuhan sediakan bagi kita. Sebab sesungguhnya kita ini sangat buruk, sangat jelek, hanya di dalam Dia lah ulat yang menjijikkan bisa menjadi kupu-kupu yang indah, pasir yang tidak berharga dan kotor bisa menjadi mutiara yang begitu indah, mahal dan berharga, dan murni bagai emas tempaan.

Di dalam proses dalam hidupmu, janganlah menyerah. Tetaplah tinggal di dalam Dia, yang bisa menjaga keindahanmu tetap bersinar. ;)
GBU



Tidak ada komentar:

Posting Komentar